Pengantar Seni dan Desain

PENGANTAR SENI DAN DESAIN

PEMBAHASAN

A.       PENGANTAR SENI
Seni sebagai ekspresi merupakan hasil ungkapan batin seorang seniman yang terbabar ke dalam ke dalam karya seni lewat medium dan alat. Pada saat seseorang sedang mengekspresikan emosinya, pertama ia sadar bhawa mereka mempunyai emosi, tetapi mereka tidak menyadari apa sebenarnya emosi itu?. Dalam keadaan tak berdaya, misalnya karena adanya gangguan perasaan pada diri kita (perasaan sedih/gembira) ia berada bersamanya, dalam kondisi tertekan ia berusaha melepaskan perasaan tersebut dengan melakukan sesuatu. Kegiatan semacam ini yang dimaksud dengan ungkapan. Ungkapan untuk menyampaikan sesuatu atau menginformasikan kepada orang lain. Dengan demikian ungkapan dapat disebut sebagai “berbahasa” (berkomunikasi). Komunikasi dapat terjadi pada setiap manusia dengan manusia lain, walaupun punya latar belakang yang berbeda. Proses komunikasi dalam kesenian, komunikasi/informasi yang disampaikan oleh sang seniman lewat karya seninya, yang tercermin lewat lambing-lambang atau simol-simbol yang terbabar. Artinya, karya seni yang tercermin berupa informasi simbolis tersebut akan diterima oleh penghayat, dan selanjutnya akan terjadi dialog antara karya dengan pengahayatannya.  
Kita harus memastikan diri bahwa tafsiran kita tentang kesenian itu adalah mampu menggambarkannya kelengkapan dan keragaman yang ada di dalamnya. Umpamanya: kita harus memahami bahwa yang kita cari dalam bentuk kesenian itu bukan kenikmatan indra belaka tetapi lebih dari itu. Kejelasan ini semu hanya dapat diperoleh, apa bila kita mampu mengembangkan gaya sensitifitas dari semua pengalaman yang diperoleh tentang kesenian.
Seni mempunyai usia yang kurang sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan budaya manusia. Walaupun orang telah akrab dengan istilah ‘seni’, namun terkadang masih belum jelas tentang ‘apakah definisi seni itu’.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilntarkan oleh publik secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik secara pencipta (creator) maupun penikmat (apresiator).


B.        SENI RUPA MURNI (FINE ART)
Seni rupa murni adalah seni yang tercipta bebas tanpa mempertimbangkan segi fungsi tetapi mengutamakan keindahan. Secara umum bidang seni rupa murni yang bersifat konvensional sebagai seni murni/fine art lazimnya terdiri atas seni lukis, seni patung, dan seni grafis.
1.      Seni Lukis
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun lalu, nenek moyang manusia telah membuat mulai gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.
Seni lukis juga merupakan suatu ungkapan pengalaman estertis pelukis yang dituangkan dan diwujudkan melalui beragam media bidang kanvas, kayu, maupun kertas. Ini dilakukan dengan memadu unsur seni rupa milai dari unsur garis, beidang, ruang, tekstur, dan warna, yang ditampilkan melalui rupa/visual dengan menggunakan berbagai medium dan teknik seperti cat minyak, at akrilik, cat air, maupun charcoal, gouache, dan lain-lain. Karya lukis dapat disajikan degan berbagai ukuran maupun bidang sesuai keinginan pelukisnya.
Definisi seni lukis berkemban sesuai gagasan pelukisnya melalui perkembagan estetika dan perkembangan emosi. Pun dengan eksplorasi media dan teknik hingga penyajian berbeda berdasarkan pengembangan kreatif dalam proses penciptaan karya untuk pencapaian berbagai kemungkinan yang telah disepakati secara spesifik oleh masing-masing individu.

2.      Seni Patung
Sama halnya dengan kerja kreatif yang dilakukan seorang pelukis, seorang pematung menciptakan karyanya melalui pengalaman estetis yang diwujudkan dalam bentuk trimatra. Pengolahan medianya berbeda dengan pelukis, karena seorang pematung membutuhkan ketekunan yang tinggi dalam mewujudkan karya patung melalui berbagai tahapan proses dan beragam teknik. Prosesnya membutuhkan pembuatan model patung, pembuatan cetakan, kemudia teknik pengecoran. Di samping itu, pematung juga harus memperhatikan penalaran terhadap bentuk tiga dimensional secara tepat, baik dalampengolahan figur anatomi maupun bentuk tiga dimensional lainnya, terutama dalam hal proporsi dan skala.
Apabila penciptaan karya patung dilakukan melalui proses pahat, diperlukan kemahiran dalam penggunaan alat pahat dan penguasaan teknik pahat. Hal ini penting untuk memperoleh karakter bentuk tiga dimensi dari media kayu maupun bebatuan alam. Perlu diketahui pula cara menggunakan berbagai alat pahat khusus, baik dalam bentuk maupun ukuran berbeda. Selain itu, pematung juga harus memahami proses teknik pengecoran yang dimulai dengan pembentukan cetakan awal, dilanjutkan dengan teknik pengecoran sesuai bentuk sesuai bentuk yang ingin diciptakan, serta kemahiran dalam memilih bahan logam yang diinginkan untuk mencapai karakter tekstur maupun efek warna yang akan ditampilkan.
Keragaman bentuk melalui  pendalaman estetika dan keragaman penggunaan material juga telah memperkaya seni patung Indonesia. Ini khususnya terjadi dalam seni patung Indonesia. Ini khususnya terjadi dalam seni patung masa kini yang dalam eksplorasinya berkembang menjadi seni lingkungan atau environment art.

3.      Bidang Seni Grafis
Seni grafis bisa dipahami sebagai medium ekpresi dua dimensional dengan menggunakan salah satu teknik cetak dasar, yaitu cetak dasar tinggi, cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring sebagai hasil karya seni grafis dari senimannya. Proses penciptaan karya seni grafis harus melalui teknik cetak untuk mencapai hasil penggandaan karya seni grafis yang diciptakan berdasarkan banyaknya jumlah yang diinginkan senimannya.

·         Cetak Tinggi
Ini merupakan teknik paling awal dalam dunia seni grafis. Acuan cetaknya adalah bagian tertinggi pada plat di mana proses pengerjaanya bagian tertinggi tersebut yang akan dicetak yang akan tercetak. Tekniknya disebut cukil kayu/lino cut.

·         Cetak Dalam
Ini merupakan teknik cetak dengan prinsip penggoresan tinta ke dalam permukaan yang sudah digores. Bagian yang sudah tergores atau terjarum adalah permukaan yang di dalam, sehingga ketika memberikan tinta bagian yang tidak tergores dapat dibersihkan. Adapun bidang yang dalam akan dimasuki oleh tinta. Ketika proses pencetakan dengan mesin pres, tinta itu akan berpindah ke lembaran yang disediakan untuk dicetak. Teknik ini disebut drypoint, etsa, atau engraving.

·         Cetak Saring
Teknik cetak ini melalui proses pembuatan fil atau screen yang memindahkan gamba dengan menyaring tinta di bidang yang tercetak di filmnya, seperti proses pembuatan stensil.tekniknya disebut sablon atau cetak saring.

·         Cetak Datar
Teknik cetak ini tidak mengubah plat, tetapi menggunakan permukaan khusus yang mengikat lemak. Dengan demikian, bagiannya tergores atau tergambar dengan material yang mengandung lemak, tertinggal,dan tercetak. Tekniknya disebut litografi. Lazimnya karya ini, disajikan melalui media kertas, tetapi kemudian berkembang dengan penyajian media lainnya seperti kain, kayu, fiberglass, dan lain-lain, selain dibutuhkan penggunaan tinta cetak serta alat cetak khusus dalam proses cetaknya.
Dengan cetak datar melalui proses dengan menggunakan mesin cetak khusus seperti penggunaan mesin cetak etsa untuk dapat menghasilkan karya seni grafis etsa, dry point, maupun aquatin.

4.      Kaligrafi Korea
SEOYE (서예) ~ SENI MENULIS INDAH (KALIGRAFI) KOREASeoye (세예) atau sôye adalah seni menulis indah Korea. Bisa disebut juga dengan seni kaligrafi Korea yang meliputi seni menulis indah itu sendiri dan juga seni melukis. Seoye (세예) merupakan salah satu budaya Korea yang berasal dari daratan Cina. Masyarakat Korea dulunya belajar seoye karena masyarakat Korea menggunakan huruf Cina atau yang dikenal dengan sebutan hanja ~ 한자 dalam penulisan bahasa Korea.
Seoye (세예) pada zaman dulu diajarkan di sekolah-sekolah Budha atau confusian seiring dengan perkembangan kedua ajaran tersebut di Korea. Jadi tidak heran yang bisa belajar kalighrafi ini hayalah kaum bangsawan Korea yang disebut yangban (양반) dan pelajar atau sarjana yang belajar di sekolah budha atau cofusian saja. Apalagi pada zaman kerajaan Goryeo, setiap sarjana Budha atau confusian wajib memiliki kemampuan membuat atau seoye (서예).
Perkembangan seoye (서예) paling besar terjadi pada zaman kerajaan Joseon, kerajaan terakhir yang berkuasa di Korea. Pada masa ini banyak bermunculan teknik dan gaya penulisan seoye (서예).

5.      Relief
Ragam hias khas agama Hindu sesuai dengan alam lingkungan baik flora maupun fauna. Hal ini diungkapkan sebagai elemen estetis pada candi maupun pura berupa relief bernarasi dalam bentuk dua dimensional yang menarik melalui media batu pada bagian dinding candi maupun media kayu pada puri dan pura. Ragam hias lainnya bersifat tiga dimensi. Hiasan ini membentuk struktur bangunan candi seperti tampak pada mahkota candi atau pada sudut-sudut bangunan candi serta hiasan bentuk kala pada bagian atas pintu candi.



Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.

·         Jenis seni rupa terapan banyak ragamnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Seni bangunan/ arsitektur berupa banguna tanah, tempat tinggal, kantor,   masjid dan lain-lain.
2.  Gambar ilustrasi yaitu gambar atau foto yang digunakan untuk menjelaskan suatu naskah/teks, sebagai contohnya gambar pada buku bacaan untuk mata pelajaran siswa SD. Fungsi dari gambar tersebut sebagai penjelas dari bacaan sehingga isi bacaan mudah dipahami oleh pembaca. Ilustrasi bisa terdapat di mana-mana, seperti pada buku pelajaran, cerpen dan iklan.   
3. Seni grafis terapan/desain komunikasi visual yaitu karya seni rupa yang berfungsi sebagai media komunikasi.
4. Seni kriya terapan, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa karya seni rupa terapan adalah semua karya desain dan kriya terapan. Karya desain yaitu sebuah rancangan yang bertujuan untuk membuat suatu benda yang memiliki fungsi praktis, contohnya : desain rumah, desain kursi, atau desain komunikasi visual. Karya seni kriya terapan yaitu karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang pembuatannya mengutamakan ketrampilan tangan dengan tingkat ketelitian dan kerajinan yang tinggi. Karya seni kriya disebut juga seni kerajinan (crafts). Ada bermacam-macam seni kriya antara lain : kriya kayu, kriya kulit (tatah sungging), kriya logam, batik dan anyaman. Karya kriya terapan berupa benda-benda pakai yang dibuat dengan mengandalkan keterampilan tangan, seperti kipas yang terbuat dari anyaman bambu, kursi rotan, benda-benda gerabah yang terbuat dari tanah liat, dan lain sebagainya.
·         Media dan Teknik Seni Rupa Terapan
Media (bahan/alat) yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari daerah setempat. Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya menggunakan yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu, kayu, tanah liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung (batok) kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
·         Teknik (cara)
Digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun, ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek, bordir, sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan cara (teknik) ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk.
Seni merupakan karunia Tuhan kepada manusia untuk dapat berekspresi sebagai perwujudan dari peradaban manusia sebagai hasil pengerahan kemampuan akal, tubuh, perasaan, emosi, keinginan serta panca inderanya yang ditampilkan dalam sebuah hasil karya yang dapat dinikmati, baik oleh sang seniman (si pembuat karya) maupun oleh orang lain yang bertujuan untuk memperhalus dan mempercantik dan menciptakan keharmonisan jiwa, raga, pikiran, dan alam ini . Kita dapat simpulkan bahwa seni adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk memperhalus dan mempercantik jiwa dan alam ini.
Seni selalu berkembang seiring bergulirnya waktu dan hanya dibatasi oleh kemampuan dan kesempatan sang seniman pada zamannya/waktu tertentu. Walau begitu, seni tetaplah merupakan benda mati yang bentuknya bergantung kepada keinginan pencipta/pembuatnya. Seni bersifat universal, sehingga dapat menembus batas/lintas gender, ras, agama, suku, golongan, strata sosial dan zaman dan lain-lain. Jika kita pernah mendengar istilah kesenian jawa barat, hal itu dikarenakan seni tersebut dibuat oleh manusia yang tinggal atau berasal dari jawa barat. Bagaimana halnya jika kita mendengar orang berbicara tentang seni Islam. Otomatis harus ada pula yang namanya seni kafir? Kenyataannya adakah yang disebut atau mau disebut sebagai seni kafir? Tidak, Dalam hal ini Allah memberi petunjuk bahwa yang Islam maupun kafir adalah manusianya, bukan bendanya/seninya, karena seperti kita jabarkan diatas, bahwa seni merupakan benda mati hasil karya manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
Meskipun seni mampu berkembang sesuai perkembangan akal manusia, tentunya sebagai manusia yang bajik dan bijak, kita mesti memahami batasan-batasan atau frame dalam aplikasi ataupun apresiasi seni tersebut, sehingga kita tidak berapresiasi seni yang melampaui batas. Karena sesungguhnya Tuhan tidak menyukai hambaNya yang melampaui batas. Karya seni yang baik memiliki tiga buah frame dasar, yaitu:
1.  Karya seni haruslah menyenangkan dirinya sendiri, maknanya orang yang berkesenian haruslah merasakan kesenangan dan kebahagian pada dirinya sebagai mahluk individu dan mandiri yang dapat dilihat dan dirasakan dengan meningkatnya kualitas kehidupannya.
2.  Karya seni haruslah menyenangkan Tuhannya, maknanya karya seni haruslah sesuai dengan ajaran ilahi untuk seluruh umat manusia yang diturunkan sebagai petunjuk, tuntunan dan penerang dan pembeda yang hak dan batil agar selamat dan sukses dalam menjalankan fungsi, tugas dan pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Hal ini menunjukkan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim-Nya yang menciptakan alam beserta isinya untuk kemaslahatan umat manusia. Segalanya dikembalikan dan diperuntukan untuk kelangsungan peradaban manusia, karena Tuhan tidak meminta/membutuhkan apapun dari hamba-Nya/manusia, kecuali untuk kebaikan manusia itu sendiri.
3. Seni haruslah menyenangkan lingkungannya, maknanya karya seni haruslah sesuai dan tidak merusak keseimbangan dan keselarasan alam, tidak melanggar norma-norma, aturan-aturan, hukum-hukum positif, sistem dan etika pergaulan hidup bersama dan bermasyarakat serta fakta sosial yang berlaku pada lingkungan masyarakatnya pada masanya dan tentunya tidak pula melanggar hak dasar/asasi mahluk hidup. Manusia sebagai manager alam dan isinya merupakan mahluk sosial yang selalu memiliki sifat saling ketergantungan (interdependensi) terhadap alam dan lingkungannya serta terhadap manusia lainnya.

E. DEFINISI SENI MENURUT PAKAR

1.      Ki Hajar Dewantara seorang tokoh Pendidikan Naional kita telah mebuat definisi seni sebagai berikut : “Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni tersebut” (Ki Hajar Dewantara,1962:330)
2.      Leo Tolstoy menyatakan bahwa seni memiliki ‘transfer of feeling’, atau pemindahan perasaan seni dari sipencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini, seni merupakan suatu sarana komunikasi perasaan manusia (Tolstoy, 1960:51)
3.      Ahli seni dan filsuf berkebangsaan Amerika, Thomas Munro, mendefinisikan seni sebagai alat buatan manusia yang menimbulakn efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efekk tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenaln, imajinasi, yang rasioanl maupun emosional (Munro,1963:19)
4.      Sudjojono, seorang pelukis zaman revolusi kemerdekaan Indonesia, yang diangap sebagai penobrak tradisi seni lukis pemandangan alam, juga menyatakan bahwa seni adalah produk ekspresi jiwa. Seni tanpa jiwa ibarat masakan tanpa gara,.isi karya seni yang idup tercermin dari kandungan psikis/jiwanya (Yuliman,1976:9-10)
5.      Dalam bahasa Inggris, kata art, dari latin ars, artis (keterampilan), menunjukkan perbuatan apapun yang dilakukan dengan sengaja dan maksud tertentu yang mengacu pada apa yang indah. (Bagus, 2010)
6.      Seni merupakan usaha manusia dalam menciptakan karya seni yang bersifat menyenangkan berdasarkan kepekaan perasaan dan kemampuan dalam menyatukan berbagai unsur seni untuk menciptakan keharmonisan sebagai hasil akhir dari proses penciptaan karya seni. (Herbert Read, 1959)
7.      Seni merupakan kreasi dari bentuk simbol perasaan manusia yang mengalami transformasi bersifat universal dari pengalaman dan bukan merupakan pikiran semata. (Suzanne K. Langer, 1974) 

F. DEFINISI SENI MENURUT KELOMPOK BESAR

·         Kelompok 1 : Seni adalah suatu karya dari ide dan gagasan yang diperoleh dari lingkungan sekitar, kemudian di ekspresikan kepada media. Sehingga menjadi karya baru yang kreatif, indah, unik, dan menarik yang mengandung pesan / informasi.
·         Kelompok 2 : Seni adalah sebuah ide kreatif yang dibuat melalui rasa yang mempunyai arti dan makna, sehingga tercipta keharmonisan serta keindahan.

No comments:

Post a Comment

INSTAGRAM

@jeaneeya